Mengenal Lebih Dekat Metode Montessori
Apa yang dimaksud dengan metode Montessori? Mungkin banyak dari pembaca yang bertanya-tanya mengenai hal itu, terlebih bagi yang ingin memilih sekolah swasta untuk anak kesayangan.
Sebenarnya kata Montessori bisa merujuk pada dua hal yang berbeda, meskipun jelas saling terkait satu dengan yang lain.
Pertama, Montessori adalah nama dari seorang pendidik dan psikolog terkenal dari Italia. Nama lengkapnya adalah Maria Montessori.
Sedangkan pengertian kedua, Montessori adalah metode pembelajaran yang lahir dari pemikiran sang penciptanya, yakni Maria Montessori.
Definisi Metode Montessori
pengertian metode montessori |
Ada begitu banyak metode, model, maupun teori pendidikan di dunia ini. Walau begitu, dari sekian banyak hal tersebut, baik yang sudah ditemukan maupun yang terus dikembangkan, nampaknya metode Montessori adalah yang paling terkenal dan memiliki banyak sekali peminat.
Apa itu metode Montessori? Secara lebih khusus, metode Montessori dapat dideskripsikan sebagai suatu metode pendidikan yang diciptakan dan didasarkan pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori.
Metode ini paling sering ditemukan pada jenjang pendidikan pra-sekolah dan sekolah dasar, khususnya sekolah swasta. Meski begitu, tidak sedikit pula institusi yang menerapkannya di jenjang pendidikan menengah.
Perkembangan dari metode Montessori ini terbilang cukup pesat. Ini bisa dillihat dari menjamurnya sekolah-sekolah yang mengadopsi metode ini.
Di Indonesia sendiri, khususnya di kota-kota besar, telah bermunculan cukup banyak sekolah-sekolah Montessori.
Karakter Metode Montessori
Pembelajaran Montessori |
Sekolah-sekolah yang menerapkan metode Montessori memiliki beberapa ciri khas yang sangat mencolok. Walau begitu, perlu ditekankan bahwasanya adalah suatu kewajaran terdapat perbedaan konsep antara sekolah Montessori yang satu dengan yang lain.
Ini karena tiap lembaga pendidikan bersifat independen. Adapun ciri utama dari (sekolah) Montessori adalah :
1. Kemandirian
Fokus untuk membentuk jiwa kemandirian pada anak. Tidak hanya diajarkan apa itu kemandirian secara teoritis, siswa sekolah Montessori juga diajarkan menerapkan konsep kemandirian itu dalam kehidupan sehari-hari. Semua kegiatan pembelajaran di Montessori selalu menekankan aspek kemandirian.
2. Kedisplinan
Mengutamakan keteraturan, disiplin dan konsistensi pada jadwal atau kebiasaan yang sudah ditentukan. Selalu ada jadwal yang harus diikuti.
Karena antar sekolah Montessori juga memiliki konsep yang bervariasi dalam penerapan pembelajarannya, maka jadwal inipun bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain. Mulai dari jadwal untuk belajar, bermain, hingga tidur siang.
3. Kebebasan Individu
Menekankan pada kebebasan individu sesuai dengan konsep perkembangan anak. Hal ini sangat unik dan nampaknya merupakan antitesa dari konsep sekolah pada umumnya.
Di sekolah-sekolah Montessori siswa berkesempatan untuk turut merancang dan menentukan kegiatan pembelajaran. Siswa boleh memilih sendiri kegiatan belajar yang sudah disediakan dan dirancang untuknya. Kemungkinan besar memang Montessorilah yang mempelopori hal ini.
Namun kini sebenarnya konsep tersebut sudah mulai berkembang di sekolah-sekolah yang tidak mengenal metode Montessori.
Penerapan jadwal belajar ini menumbuhkembangkan sikap kebebasan sekaligus bertanggung jawab dalam diri siwa.
4. Pengamatan dan Penelitian Kelas
Berfokus pada pengamatan kelas yang didasari oleh konsep setiap anak adalah unik. Di sini, nampaknya para guru dan staf di sekolah dengan model pembelajaran Montessori 'harusnya' mau tidak mau melakukan penelitian yang komprehensif, berkelanjutan dan terpadu. Hal ini dirasa perlu karena komposisi murid di sekolah Montessori yang bervariasi.
Siswa dilatih untuk menyadari kekurangan dan kesalahannya sendiri jika gagal memenuhi ‘target’ yang ditetapkan. Ini merupakan kelanjutan dari upaya untuk menumbukan sikap kemandirian dan kedisiplinan.
Satu tingkat dari dua karakter tersebut adalah sikap untuk bertanggung jawab.
Siswa secara aktif turut bertanggung jawab pada kebersihan dan keteraturan ruangan serta sarana pembelajaran mereka.
Bukan hanya itu, pada beberapa sekolah Montessori mereka juga harus bertanggung jawab pada perkembangan teman-teman mereka yang lebih muda.
Secara tidak langsung hal ini membentuk karakter kepemimpinan dalam diri mereka.
Baca juga artikel tentang mengenal lebih jauh e-learning beserta penerapannya.
5. Detail
Semua ruangan, sarana, dan sdm sekolah ditata sedemikian rupa agar terintegrasi dan mendukung konsep pengembangan jiwa mandiri dan disiplin pada siswa. Sehingga bisa dikatakan sekolah Montessori benar-benar didesain secara detail, mulai dari bentuk ruangan hingga penempatan saklar di kamar mandi.
Pola kegiatan pun didesain sedemikian rupa untuk mendukung hal ini, mulai dari salam hingga menutup pembelajaran.
6. Siswa Aktif
Tersedia banyak sekali kegiatan yang ‘menuntut’ anak untuk sering bergerak. Mulai dari kegiatan pembuka hingga penutup, anak-anak di sekolah Montessori biasanya akan terlibat aktif untuk bergerak. Tentu ini sangat baik untuk perkembangan ranah prsikomotorik mereka.
Tersedianya berbagai sarana dan alat edukasi yang memungkinkan siswa untuk berkembang tidak hanya secara akademis, namun juga psikomotori. Misalnya puzzle, lego, dll.
Beberapa sekolah Montessori keukeuh untuk mengimpor langsung alat-alat itu dari Italia. Yang lain menganggap menggunakan alat yang sejenis alias mirip dari pabrikan lain adalah tidak masalah.
Baca juga : ini dia cara terbaik untuk bisa menguasai Bahasa Inggris dengan benar dan tepat.
Landasan Utama Metode Montessori
Poin Utama Montessori
Dari berbagai sumber, bisa disimpulkan ada beberapa hal yang menjadi landasan pemikiran utama dari Maria Montessori dalam mengembangkan metode pembelajaran yang kemudian menjadi sangat populer di seluruh dunia hingga saat ini :
- Memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk peserta didik dalam menjalani proses belajar.
- Memberikan bekal yang cukup dalam menghadapi masa depan.
- Mengembangkan semangat kebebasan.
- Menghargai perbedaan.
- Membentuk insan yang disiplin melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang terpadu, terencana dan terstruktur.
- Pemberian material pembelajaran yang bertahap mulai dari yang paling mudah menuju ke yang lebih kompleks.
5 Aspek Dalam Pembelajaran Ala Montessori
Dalam metode pembelajaran Montessori ini, terdapat istilah 5 aspek. Kelima aspek tersebut diajarkan kepada para peserta didik melalui pembelajaran dan material pembelajaran yang diberikan. Kelimanya adalah :
- Practical Life
- Sensorial
- Bahasa
- Matematika
- Budaya
Material Khas Montessori
Meski pada hakikatnya metode Montessori akan terus berkembang seiring dengan waktu, ada beberapa material yang bisa dikatakan selalu ada. Beberapa material khas Montessori tersebut antara lain :
1. Sound Cylinders
Sound Cylinders |
Sound cylinders adalah material unik khas dari Montessori. Material ini berbentuk rangkaian silinder yang bisa mengeluarkan suara jika dikocok-kocok.
Nantinya peserta didik diminta mengocok dan mendengarkan suara yang ada dan menyamakan silinder-silinder yang memiliki suara yang sama. Hal ini sangat baik untuk melatih sensor pendengaran.
2. Movable Alphabet
Movable Alphabet |
Movable Alphabet adalah material berbentuk huruf tiga dimensi yang bisa dipegang dan dipindahkan. Hal ini akan memberikan pengalaman menarik bagi peserta didik dalam belajar mengenai huruf dan membaca.
3. Checkerboard
Checkerboard |
Checkerboad ala Montessori bisa menjadi sarana yang baik untuk siswa dalam belajar konsep dasar matematika secara lebih nyata. Setiap kolom dan baris bisa melambangkan nilai-nilai yang berbeda.
Hal ini sesuai dengan prinsip Montessori yaitu belajar dari tahap yang paling mudah, sederhana dan nyata.
4. Binomial Cube
Binomial Cube |
Binomial Cube dapat menjadi material untuk belajar matematika, mirip dengan checkerboard. Dengan alat ini, peserta didik dapat belajar mengenai pola dan aljabar.
5. Classification Cards
Classification Cards |
Classification Cards ini sangat sederhana. Pada prinsipnya ada tiga kartu, yakni satu bergambar sebuah obyek, satu berisi tulisan dari obyek tersebut dan kartu ketiga berisi gambar dan tulisan.
Kartu ini akan sangat membantu siswa dalam memahami nama obyek sambil melihat gambar dari benda tersebut.
6. Beads
Beads |
Beads dapat berperan penting sebagai sarana untuk mengajarkan banyak konsep, misalnya : geometri, aljabar, desimal, pola, dll.
Beads ini terdiri dari berbagai bentuk, ukuran dan warna. Guru sebagai fasilitator pendidikan bisa menggunakannya berulang kali dalam berbagai topik pembelajaran.
7. Puzzle Maps
Puzzle Map |
Puzzle maps bisa menjadi solusi yang terbaik dalam mengajarkan geografi kepada siswa. Berbentuk peta, puzzle map ini bisa memberikan pengalaman unik pada peserta didik dalam mengamati bentuk serta lokasi dari negara, kota dan benua yang ada di dunia.
8. Dressing Frames
Dressing frames |
Dressing frames sangat cocok untuk para pembelajar muda yang ingin mencoba belajar hal-hal praktis, seperti berpakaian. Dengan media pembelajaran dressing frames belajar hal-hal praktis atau practical life bisa menjadi sangat menyenangkan.
9. Hand-on Tasks
Hand-on tasks |
Hand-on tasks adalah tugas-tugas praktis yang berkaitan dengan kecakapan hidup. Anak-anak harus diajarkan untuk hidup disiplin dan teratur sedari awal. Tugas-tugas yang diberikan juga disesuaikan dengan usia dan perkembangan motorik mereka. Beberapa tugas tersebut antara lain :
- Membersihkan jendela.
- Merapikan mainan.
- Mencuci piring.
- Mengunakan lem.
- Menggunting.
- Menyiram tanaman.
- Membuat bentuk tertentu.
10. Pink Tower
Pink Tower |
Pink tower adalah salah satu media pembelajaran khas dari Montessori. Berbentuk aneka balok, pink tower akan mengajarkan siswa mengenai perbedaan ukuran dari objek untuk kemudian menyusunnya secara vertikal.
Baca juga artikel tentang Project Based Learning yang sedang naik daun dan bahkan mulai menjadi model pembelajaran utama sekarang ini.
Kelebihan Metode Montessori
Dari semua ulasan di atas mengenai pengertian, penjelasan dan penerapan metode ajar berbasis konsep Montessori, dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali kelebihan Montessori, antara lain :
- Mengajarkan dengan baik nilai-nilai kemandirian dan percaya pada diri sendiri.
- Membiasakan siswa untuk mengalami dengan nyata interaksi sosial dengan teman dari berbagai latar belakang dan bahkan usia.
- Menerapkan kedisiplinan dan konsep sebab-akibat dengan baik.
- Pendidikan Montessori sangat terstruktur dan terencana.
- Menanamkan rasa cinta belajar.
Kekurangan Metode Montessori
Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Hal yang sama juga berlaku untuk dunia pendidikan, khususnya metode Montessori. Selain jelas ada banyak kelebihan Montessori, di lain pihak ada juga kekurangan Montessori. Tentu kritik inipun tidak sempurna. Esaiedukasi hanya ingin membedah sekaligus memberikan suatu tinjauan dari sudut pandang kami yang mungkin mewakili beberapa dari masyarakat dan insan pendidikan.
Biaya Mahal
Kekurangan pertama metode Montessori adalah harga. Jelas sekali bahwasanya sekolah bertipe Monstessori ini membutuhkan dana yang besar untuk operasional. Mulai dari pengadaan guru yang kompeten dan cocok dengan ‘tuntutan’ ala metode Montessori, hingga pengadaan sarana edukatif yang sesuai standard Montessori.
Tentu saja hal ini menjadi pertimbangan utama bagi wali murid dan masyarakat pada umumnya di negeri kita.
Perbedaan Usia Peserta Didik
Inilah kekurangan metode Montessori berikutnya. Berpotensi menumbuhkan karakter superioritas dan egoistik. Kenapa? Karena anak-anak yang lebih dewasa 'dimungkinkan' untuk menjadi lebih berkuasa. Tentu saja kecakapan para guru dan asisten guru, administratur sekolah serta sistem yang dibuat bisa membuat kemungkinan ini mengecil tetapi tidak bisa sama sekali menghilangkannya. Bukankah salah satunya karena alasan yang demikian sekolah umum membagi siswa berdasarkan usia yang setara?
Keterbatasan sarana juga bisa membuat siswa berebut mainannya.
Konflik dalam memilih dan menentukan jadwal kegiatan dan hal-hal semacamnya juga ‘dimungkinkan’ terjadi. Perlunya pengawasan ekstra kepada pihak sekolah.
Hal ini patut menjadi perhatian. Tentu sistem satu kelas satu guru kelas/utama tidak bisa diterapkan disini. Mutlak guru harus dibantu oleh tenaga lainnya yang juga terlatih.
Belum termasuk ketika harus mengadakan kegiatan-kegiatan khas Montessori lainnya, seperti mencuci piring, bermain alat-alat penstimulus dimensi psikomotorik dan lainnya.
Baca juga ulasan mengenai pembelajaran terpadu Blended Learning yang populer dewasa ini di seluruh belahan dunia.
Konklusi
Montessori |
Metode Montessori adalah salah satu metode pendidikan yang sudah sangat terkenal di dunia. Metode ini memiliki banyak sekali kelebihan, namun juga tak lepas dari kritik.
Di lain kesempatan Esaiedukasi juga akan membahas mengenai beberapa metode dan pendekatan pendidikan yang tak kalah menarik baik dari dalam maupun luar negeri.
Itulah pembahasan tentang definisi metode Montessori dan penerapannya dalam pembelajaran di kelas, termasuk juga kelebihan Metode Montessori dan kekurangannya. Bagaimana, apakah Anda juga tertarik dengan metode pembelajaran seperti ini?
Referensi :
Sejarah dan Perjalanan Hidup Maria Montessori - https://www.esaiedukasi.com/2019/02/maria-montessori-sang-pencipta-metode.html
153 Macam Metode Pembelajaran - https://www.esaiedukasi.com/2019/06/metode-pembelajaran-definisi-jenis-dan.html
Montessori Education - https://en.wikipedia.org/wiki/Montessori_education
Exploring the Pros and Cons of Montessori Education - https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/pros_cons_montessori_education/
2 komentar untuk "Mengenal Lebih Dekat Metode Montessori"