Tentang Ketidaksempurnaan
[Ketidaksempurnaan | Panduan Praktis untuk Memotivasi dan Mengembangan Diri] Artikel ini adalah sebuah refleksi penulis mengenai ketidaksempurnaan. Terkadang kita lupa bahwa terlalu mengejar kesempurnaan hanya membuat kita menjauh dari kesempurnaan itu sendiri.
Do what you can to make things better, but don’t be obsessed with perfection. Otherwise you’ll live a miserable life. Try to find beauty in imperfection. (Dan Pedersen)
Mengapa Kita Harus Berhenti Mengejar 'Kesempurnaan'
Sering manusia terobsesi dengan kesempurnaan. Hidup yang bahagia, karir yang melesat, rumah yagn mewah, harta yang tak ada habisnya, kesehatan prima dan teman yang hangat. Tetapi bisakah kita mendapat semua itu?
Atau terkadang ada tipe yang hanya berfokus pada satu bidang tertentu, mencurahkan segala yang ia punya agar bisa menjadi seorang master. Seorang chef yang terobsesi pada sebuah masakan yang dengannya manusia akan memuja dirinya bak dewa. Seorang CEO yang mati-matian membesarkan perusahaannya dan setelah itu mendengar tepuk tangan bawahannya. Atau seorang ibu yang memoles anaknya agar menjadi sarana pelampiasan mimpi-mimpinya.
Kesempurnaan hanya sebuah kata, tidak lebih.
Dan kesempurnaan bisa menjadi jebakan yang mematikan yang di dalamnya orang-orang yang tidak mengerti keseimbangan hidup akhirnya terpenjara dalam obsesi yang hampa dan mimpi-mimpi yang sia-sia.
Ketidaksempurnaan adalah guru sekaligus sahabat yang baik. Justru dengan ketidaksempurnaan kita bisa menikmati banyak hal: kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain, istirahat yang cukup bersama keluarga dan teman, waktu yang indah untuk bersantai, dan kemauan untuk menghargai mereka yang berada di depan kita.
Dengan ketidaksempurnaan kita sempurna menjadi manusia. Manusia yang utuh, sempurna dan paripurna.
Bukan berarti kesempurnaan adalah jahat, tetapi pikiran yang salah pada akhirnya membuat kesempurnaan sebagai sebuah kewajiban yang janggal, yang ditetapkan tetapi jelas tak akan mampu terselesaikan. Ia adalah sebuah target yang absurd dan mimpi yang kelewat tinggi.
Terlebih jika untuk mendapatkan kesempurnaan itu, terlalu banyak hal berharga yang harus kita korbankan. Teman, keluarga, perncapaian kita sebelumnya, dan kepercayaan orang pada diri kita.
Menjadi sempurna itu baik, tetapi lebih sempurna untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi, hari demi hari.
Kesempurnaan adalah perwujudan kenyataan dan di dalamnya kita bekerja dengan sewajarnya, berkarya dengan maksimal namun tetap memberikan ruang untuk berkontemplasi. Kesempurnaan memacu kita untuk berproses lebih baik lagi waktu demi waktu. Dan kesempurnaan adalah hikayat yang paling dekat dengan manusia: mobil kita, rumah kita, sistem politik kita, masyarakat kita. Semuanya tidak sempurna. Begitupun kita.
Mari menjadi manusia yang sempurna dengan menyadari ketidaksempurnaan kita.
[Konklusi: Menyadari bahwa hidup kita tidaklah sempurna mengajarkan kita untuk berproses lebih baik. Sedang terlalu mengejar kesempurnaan akan mengurangi nilai kita sebagai manusia yang memang tak akan pernah bisa sempurna.]
Posting Komentar untuk "Tentang Ketidaksempurnaan "