Apa Itu Blended Learning?
Pengertian Blended Learning
Apa itu Blended Learning? Blended Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang memadukan kegiatan belajar mengajar tatap muka (luring) dengan online learning (daring). Saat ini, model blended learning sudah semakin populer diterapkan oleh berbagai institusi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Kehadiran blended learning merupakan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan yang memang muncul untuk menjawab berbagai pertanyaan dan kritik yang ada.
Ada banyak hal yang melatarbelakangi makin populernya blended learning, salah satunya seperti instruksi dari pemerintah Indonesia kepada sekolah untuk menyelenggarakan aktivitas belajar dari rumah terkait kondisi yang sekarang ini.
Blended Learning |
Selain itu, sebenarnya sudah ada banyak lembaga pendidikan yang memadukan belajar tatap muka dan online sekaligus karena dianggap lebih mampu mencapai tujuan yang dicanangkan. Dengan memadukan online learning dan kelas konvensional, peserta didik akan berpotensi lebih besar untuk mengeksplorasi atau mengelaborasi materi yang ada.
Seperti kita tahu, kini sudah tersedia berbagai materi pembelajaran yang tersebar di internet. Menariknya, materi dan media pembelajaran tersebut memiliki bentuk yang beragam, mulai dari artikel, jurnal, hingga video.
Penggunaan blended learning juga memungkinkan peserta didik untuk mengetahui lebih dalam seputar topik yang sedang dipelajari.
Blended learning juga merupakan jawaban bagi mereka yang kesulitan mengikuti pembelajaran biasa dikarenakan waktu, jarak ataupun kesibukan.
Keuntungan Blended Learning
Seperti yang dijelaskan di atas, ada berbagai alasan kenapa akhirnya memilih model pembelajaran blended learning. Model ini sendiri juga dirasa memiliki banyak kelebihan, antara lain :
Efektif
Blended learning sangat menunjang efektifitas dari pembelajaran. Siswa dipersilahkan untuk mencari pemahaman dari berbagai sumber untuk kemudian didiskusikan bersama di saat kelas tatap muka berlangsung.
Efektivitas blended learning lainnya bisa dilihat dari potensi ketercapaian pemahaman, dimana siswa bisa saja memiliki banyak pengetahuan lain ketika mencari jawaban atas pertanyaan yang menjadi tugas mereka. Hal inilah yang mungkin tidak tercapai jika hanya mengandalkan sistem kelas konvensional.
Fleksibel
Blended learning atau yang disebut juga mixed learning juga sangat fleksibel. Peserta didik bisa belajar dimanapun, baik di rumah maupun di kelas jika dipadu dengan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Hemat
Ada beberapa kasus dimana ternyata blended learning juga bisa menghemat biaya, antara lain :
- Peserta didik bisa menghemat biaya perjalanan / ongkos karena bisa juga mengikuti webinar dari rumah maupun kantor.
- Mahasiswa dari kelas karyawan atau peserta kursus tidak harus mengurangi waktu bekerja mereka dimana hal itu berpotensi mengurangi pendapatan / gaji mereka.
- Intitusi yang menyelenggarakan kelas terbuka via daring juga akan berhemat dari segi pengeluaran, seperti bisa mengurangi biaya listrik karena AC, lampu, komputer, dll.
Komprehensif
Keberadaan berbagai sarana dan prasarana berbasis IT benar-benar akan membantu peserta didik maupun pengajar untuk menyelenggarakan kelas yang jauh lebih komprehensif.
Membangun Karakter Mandiri
Peserta didik, mau tidak mau, akan terbiasa untuk menjadi pembelajar mandiri yang tidak bisa lagi hanya mengandalkan ceramah guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Mereka harus :
- Rajin mencari sumber referensi lainnya.
- Terbiasa disiplin dalam mengumpulkan tugas atau menghadiri kelas online.
- Terdidik untuk menggunakan berbagai aplikasi maupun teknologi informasi lainnya sebagai penunjang proses belajar.
Kerugian Blended Learning
Namun, selain memiliki kelebihan, ada juga kekurangan. Hal ini wajar karena setiap hal pasti ada sisi positif maupun negatifnya. Inilah kelemahan blended learning :
Biaya tinggi
Hal ini terjadi karena siswa ataupun guru harus memiliki sarana penunjang untuk bisa menyelenggarakan mixed learning, antara lain :
- PC atau laptop.
- Smartphone.
- Kamera.
- Jaringan internet.
- Beberapa biaya lain untuk membeli lisensi program perangkat lunak ataupun aplikasi.
Kegagalan mencapai target
Hanya mengandalkan suatu pendekatan pembelajaran tanpa adanya kemauan untuk mengevaluasi dan berinovasi akan berpotensi membuat semuanya berantakan, tak terkecuali dengan blended learning. Siswa maupun pengajar bisa gagal mencapai target dikarenakan beragam faktor. Berikut adalah beberapa contoh kasus yang umum terjadi :
- Pengajar dan peserta didik tidak memahami hakikat dari belajar online, sehingga sisi efektivas tidak tercapai.
- Siswa tidak melakukan pembelajaran secara mandiri sehingga gagal memperoleh keterampilan atau pemahaman yang sudah ditentukan sebelumnya.
- Ketidakdisiplinan baik institusi, siswa maupun guru yang berakibat gagalnya mencapai hasil yang diharapkan.
Flipped Learning
Mau tidak mau, maka para pengajar yang melakukan mixed learning juga harus memahami tips melaksanakan flipped learning. Untuk keterangan lebih lanjut baca artikel Esai Edukasi mengenai Flipped Learning.
Rentan manipulasi
Sudah merupakan sebuah hal yang umum jika kecurangan bisa terjadi dimanapun, termasuk dalam dunia pendidikan. Beberapa kecurangan yang terjadi antara lain plagiat, titip nama, membolos ataupun menggunakan aplikasi yang tidak seharusnya.
Tahapan Penyelenggaraan Blended Learning
Demi terwujudnya pembelajaran yang seharusnya, maka sebelum memilih serta melakukan pembelajaran campuran, haruslah semua pihak memahami tahapan yang tepat.
Berikut adalah tahapan dalam melakukan blended learning :
- Tetapkan komitmen dan pemahaman yang benar mengenai reward, penalty, penilaian, ataupun pemberian tugas kepada semua pihak.
- Tetapkan aplikasi dan perangkat lunak yang akan digunakan.
- Susun jadwal secara bersama-sama. Ini juga bagian dari komitmen.
- Pastikan kegiatan tatap muka benar-benar efektif karena disamping itu siswa juga harus melakukan pembelajaran online ataupun mandiri.
- Evaluasi harus dilakukan untuk melihat progres dari kegiatan pembelajaran.
- Segera benahi hal-hal yang mungkin terjadi dan perlu segera diperbaiki, semisal seringnya keterlambatan dalam mengumpulkan tugas.
Itulah tahapan-tahapan dalam melakukan mixed learning, yakni paduan belajar daring dengan luring. Selain itu, penting kiranya pengajar maupun institusi mengetahui tips bermanfaat terkait hal ini.
Tips Menyelenggarakan Mixed Learning / Blended Learning
Pilih Aplikasi yang Tepat
Ada beragam pilihan aplikasi yang ada untuk digunakan sebagai sarana melaksanakan e-learning. Meski demikian, hal ini justru bisa membingungkan. Untuk itu, perlu kiranya penyeragaman dalam menggunakan aplikasi. Beberapa aplikasi tersebut antara lain :
- Untuk online class dan webinar : Google Meet, Zoom Meeting, Microsoft 365, Youtube Live Streaming.
- Untuk e-learning system : Moodle, Google Classroom, Microsoft 365, Slack.
- Ulangan online : Microsoft Form, Google Forms, Kahoot, Quizziz
- Penyimpanan data : Google Drive, Alibaba Cloud, One drive.
Konsistensi
Ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Konsistenlah dalam segala sesuatu, termasuk memberikan pengurangan nilai ataupun reward dalam penilaian, misalnya.
Alur yang Jelas
Untuk menghindari miss-communication antara berbagai pihak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni alur komunikasi yang baik :
- Memberikan jadwal dalam bentul kalender pendidikan di awal.
- Ketika ada perubahan, harus disampaikan kepada semua siswa berupa email maupun pengumuman di aplikasi pembelajaran yang digunakan.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Blended Learning?"