Kampus Metaverse Sebagai Terobosan Penting Dunia Pendidikan
Gerakan kampus berbasis metaverse memang masih berupa riak-riak kecil yang belum terlihat geliatnya. Namun bukan berarti hal itu lantas patut disepelekan. Harus diingat bahwa dalam dunia yang penuh dengan dinamika seperti sekarang, apa saja bisa terjadi.
Perlu diingat bahwasannya dunia berkembang dengan sangat pesat, khususnya karena berbagai penemuan teknologi terbaru yang makin memudahkan kehidupan. Semua pihak, jika ingin survive, mau tidak mau harus bisa beradaptasi.
Kembali ke istilah metaverse. Terminologi metaverse sendiri sebenarnya bukan barang baru. Istilah itu muncul pertama kali di tahun 1992. Adalah seorang penulis bernama Noel Stephenson yang mempopulerkannya. Melalui karya fiksi-ilmiahnya berupa novel berjudul Snow Crash, istilah itu mulai dikenal publik.
Meski demikian, Mark Zuckerberg pantaslah dianggap sebagai salah satu pioner di masa sekarang ini yang makin melejitkan istilah metaverse.
Ia bahkan mengubah induk perusahaannya bernama Meta, sebuah korporasi raksasa yang menaungi Facebook, Whatsapp dan Instagram.
Meta juga punya program unggulan yang jelas layak disebut sebagai produk revolusioner, yakni dunia digital bernama metaverse. Di dalam metaverse, orang, perusahaan, organisasi hingga pemerintahan bisa membangun gedung, mall, bahkan sekolah digital. Hebatnya semua orang tanpa terbatas ruang dan waktu bisa mengunjunginya hanya dengan mengakses menggunakan gadget tertentu.
Kampus Berbasis Metavese
Jika dunia industri sudah sangat bergembira menyambut metaverse ini, bagaimana dengan insan pendidikan?
Tanpa disangka, ternyata sudah ada beberapa institusi yang mulai melirik metaverse dan memanfaatkannya sebagai pusat edukasi untuk masyarakat.
Salah satu yang sedang hangat diperbincangkan adalah rencana dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Perguruan tinggi bergengsi yang mengusung semboyan integrity, trusty dan compassion ini sudah mulai mengembangkan kampus metaverse. Tentu hal ini adalah sebuah angin segar yang harus didukung semua pihak.
Tentu sangat luar biasa jika semua kampus dan institusi pada akhirnya mampu memanfaatkan peluang ini, yaitu turut berpartisipasi dalam gerakan mengembangkan pendidikan di dunia digital bernama metaverse. Meski untuk itu diperlukan perjuangan yang keras, termasuk diantaranya pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni.
Foto oleh Kevin Ku dari Pexels |
Ketika Teknologi Bermanfaat untuk Semua
Pada dasarnya semua orang berhak untuk menikmati kelimpahan berupa melejitnya teknologi yang luar biasa seperti sekarang ini, yang bahkan belum pernah terjadi di abad-abad sebelumnya.
Dengan bermodalkan gadget, pada akhirnya mahasiswa bisa menikmati kampus virtual yang berkualitas tanpa perlu harus menempuh jarak yang jauh maupun bertemu secara fisik.
Dukungan pemerintah benar-benar diperlukan, termasuk juga adalah memasukkan visi pendidikan berbasis metaverse untuk semua orang.
Sangat diharapkan, pendidikan yang berkualitas dengan teknologi informasi mampu untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat, termasuk juga sebagai sarana revolusioner untuk melakukan transformasi besar-besaran agar Indonesia dapat setara dengan negara lain yang sudah jauh lebih maju.
Inovasi dan Kendala
Salah satu kendala untuk memajukan pendidikan adalah mindset dari para pemegang kebijakan termasuk juga pelaku dan mereka yang berada di garis depan.
Dunia sudah berubah dan insan pendidikpun juga harus bertransformasi menjadi sosok yang ramah dengan teknologi demi membangun mental dan mengembangkan pengetahuan, khususnya bagi generasi Z dan Alpha yang nantinya akan menjadi pengganti dan para calon pemimpin bangsa di masa depan.
Semua itu bisa dimulai dengan mendukung segala inovasi yang telah dan akan terus dilakukan. Dengan hal itu maka kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin berkembang. Termasuk juga dengan mendukung pendidikan berbasis metaverse seperti yang sudah dimulai oleh Uhamka.
Posting Komentar untuk "Kampus Metaverse Sebagai Terobosan Penting Dunia Pendidikan"