Pengertian dan Penerapan Teori Belajar Kognitif
Teori kognitivisme adalah salah satu dari 5 teori pembelajaran paling populer saat ini. Konsep dari para pemikir pendukung teori belajar kognitif terus dikembangkan dan bahkan dianggap sangat relevan dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini.
Bagaimana pengertian dari teori belajar kognitivisme? Lantas seperti apa penerapan atau aplikasi teori kognitif tersebut?
Pengertian Teori Kognitif
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai apa itu teori kognitivisme, termasuk bagaimana konsep dasar yang menjadi landasan utamanya :
Teori kognitivisme adalah sebuah teori pembelajaran yang berupaya menjelaskan bahwa otak manusia, dalam hal ini peserta didik, mampu mengolah informasi yang diberikan dengan berbagai cara.
Upaya untuk memproses informasi tersebut, peserta didik akan menghubungkannya dengan informasi sebelumnya yang sudah diperolehnya.
Selain itu, peserta didik sangat mungkin sekali melakukan olah informasi tersebut dengan cara membuat persepsi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan, dan kegiatan lainnya yang sejenis.
Tokoh Teori Belajar Kognitivisme
Beberapa orang dianggap menjadi tokoh utama dari teori kognitif, antara lain :
- Jean Piaget
- David Ausubel
- Jerome Bruner
Masing-masing dari tokoh di atas telah menyumbangkan serangkaian pemikiran bagi pengembangan konsep kognitivisme.
Meski tentu saja terus mengalami perubahan, tetapi landasan belajar berbasis teori kognitif yang telah dibangun oleh ketiga tokoh tersebut telah diakui kontribusinya oleh banyak pihak.
Konsep awal tentang koginitivisme datang dari seorang ahli psikologi dan pendidikan bernama Jean Piaget.
Menurut teori belajar Jean Piaget, semakin dewasa seseorang, maka kemampuan berpikirnya akan semakin berkembang. Ia membagi tahapan perkembangan menjadi empat, yaitu :
- Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun)
- Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
- Tahap Operasional-konkrit (7-12 tahun)
- Tahap Operasional-formal (11-18 tahun)
Selanjutnya masih dari Piaget, dalam perkembangan intelektual seseorang, maka setidaknya ada tiga elemen utama yang harus menjadi fokus pertimbangan, yakni ; struktur, isi dan fungsi.
Konsep tentang inti teori kognitivisme selanjutnya datang dari tokoh ternama berikutnya, yakni David Ausubel yang membantu menjelaskan langkah penerapan teori kognitif.
Ausubel sangat terkenal karena kontribusinya melalui konsep yang disebut teori belajar bermakna atau teori kebermaknaan.
Bagi teori belajar Ausubel, belajar bisa digolongkan ke dalam dua jenis, yakni belajar bermakna dan belajar menghapal.
Belajar bemakna yakni ketika peserta didik belajar untuk mengkaitkan informasi yang ada dengan informasi sebelumnya lalu kemudian mengolahnya untuk mencapai suatu pengertian yang hakiki. Sedang belajar menghapal adalah suatu kegiatan belajar dengan cara menghapal suatu informasi, misalnya keterangan yang didapat dari buku.
Inti teori belajar kognitif selanjutnya berasal dari Jerome Brunner, yang kemudian terkenal karena melakukan penelitian terhadap persepsi dan pembelajaran.
Teori belajar Brunner, seseorang harus dimotivasi dan diberi kebebasan untuk menemukan sendiri teori dan konsep dalam kaitan antara materi pembelajaran serta kehidupan nyata. Brunner memperkenalkan istilah free discover learning yang kemudian dikenal sangat berkontribusi dalam penerapan teori kognitivisme.
Dalam perkembangan selanjutnya, Brunner juga memperkenalkan tiga tahapan dalam perkembangan kognitif, yakni :
- Tahap Enaktif
- Tahap Ikonik
- Tahap Simbolik
teori kognitif |
Penerapan Teori Kognitif dalam Pembelajaran
Ada banyak sekali perbedaan fundamental antara teori behaviorisme dengan teori kognitivisme. Perbedaan tersebut makin terlihat jika dianalisa dari segi penerapannya dalam proses belajar mengajar.
Berikut adalah beberapa poin utama terkait aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran di kelas kepada peserta didik :
- Selalu kaitkan konsep, informasi maupun materi yang baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
- Usahakan untuk menyusun pembelajaran dari tingkat sederhana menuju kompleks.
- Beri kebebasan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan konsep yang mereka bangun dalam diri mereka, lakukan evaluasi jika salah.
- Peserta didik mampu memproses informasi dengan bantuan konsep-konsep yang terkait.
- Sajikan materi dengan cara yang menarik, misal dengan bantuan gambar atau audio.
Itulah dia penerapan teori kognitivisme. Selanjutnya masih terkait aplikasi teori kognitif dalam kehidupan nyata, ada beberapa model pembelajaran dan metode yang bisa digunakan.
Beberapa metode pengajaran dan model pembelajaran yang mendukung teori kognitivisme antara lain adalah sebagai berikut :
- Model pembelajaran inkuiri dan discovery learning.
- Model pembelajaran flipped classroom.
- Model pembelajaran problem based learning.
- Model pembelajaran project based learning.
- Metode mnemonic.
- Metode pembelajaran berbasis audio-visual.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivisme
Kelebihan | Kekurangan |
Mampu menjelaskan bagaimana proses pembelajaran dan kaitannya dengan proses olah informasi yang terjadi dalam diri peserta didik. | Kurang menyadari bahwa mengetahui dengan pasti bagaimana peserta didik mengolah informasi dengan tepat bukanlah hal yang mudah. |
Memberikan kontribusi signifikan terkait perkembangan peserta didik, khususnya dari teori belajar Piaget. | Pemberikan kebebasan peserta didik untuk mengolah informasi dengan independen tidak mutlak bisa dilakukan bagi semua tipe kelas. |
Menyadarkan bahwa peserta didik memiliki kemampuan untuk mengolah informasi baru dengan cara menghubungkannya dengan informasi sebelumnya yang sudah dimiliki. | |
Menjelaskan dengan baik tahapan pembelajaran melalui proses belajar yang terstruktur. | |
Memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia pendidikan modern yang berbasis pada student-centered. |
Posting Komentar untuk "Pengertian dan Penerapan Teori Belajar Kognitif"