Metode Resitasi dalam Pembelajaran
Resitasi telah lama digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran populer oleh banyak guru. Cara ini dianggap efektif untuk menyampaikan beberapa bagian dari keseluruhan materi yang berfokus pada penjelasan konsep maupun pengertian dari istilah tertentu.
Apa itu Metode Resitasi?
Metode Resitasi dalam Pembelajaran |
Cukup membingungkan untuk mendalami dan memahami istilah resitasi / recitation. Setidaknya istilah ini merujuk pada tiga hal:
- Teknik resitasi adalah teknik dimana guru meminta siswa untuk membaca, menirukan, atau mengeja suatu bacaan dengan keras.
- Resitasi juga berarti adalah suatu model pembelajaran dimana siswa/mahasiswa dikumpulkan dalam suatu ruangan oleh seorang pengajar untuk diberikan kuis, pertanyaan atau melakukan diskusi terkait suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Gaya belajar ini cukup populer di kalangan mahasiswa di luar negeri.
- Metode resitasi adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik dan tugas tersebut harus dikumpulkan untuk kemudian dievaluasi.
Ada banyak keuntungan dari penggunaan metode resitasi. Untuk peserta didik, keuntungan yang diperoleh adalah mereka akan terbiasa untuk menggunakan pemahaman yang sudah dipelajari sebagai sarana untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Penugasan yang diberikan oleh guru juga berfungsi sebagai sarana untuk membiasakan peserta didik menjadi insan yang bertanggung jawab.
Selain itu perlu diingat bahwa dalam metode resitasi, penugasan akan bermuara pada penilaian secara individu, termasuk andaikan guru meminta siswa memecahkan masalah secara kelompok.
Dari sudut pandang guru, resitasi juga bermakna sebagai salah satu sarana evaluasi untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa atas materi yang sudah diberikan.
Baca juga metode TPR dalam pembelajaran.
Cara Melaksanakan Metode Pembelajaran Resitasi
Beberapa ahli sudah menjelaskan berbagai opsi untuk melaksanakan metode ajar berbasis resitasi. Meski berbeda-beda namun ada hal penting yang menjadi fokus, antara lain:
Menurut Aina Mulyana, resitasi adalah tugas terstruktur. Jadi menurut beliau, metode resitasi adalah ketika guru memberikan suatu tugas kepada siswa di luar jam pembelajaran.
Dalam lamannya, Riadi menyampaikan beberapa fase yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode resitasi ini. Ketiga fase resitasi adalah: pemberian tugas, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban atas tugas tersebut.
Tentu saja dalam pelaksanaan di lapangan diperlukan berbagai modifikasi agar metode pengajaran ini cocok dan sesuai dengan kondisi yang ada.
Ketiga fase dalam metode resitasi:
- Fase pemberian tugas: Guru memberikan tugas kepada siswa dengan panduan yang jelas, seperti bentuk tugas, hasil yang diharapkan, cara melakukan, waktu yang dibutuhkan hingga hal-hal teknis lainnya.
- Fase pelaksanaan tugas: siswa melaksanaan tugas tersebut dengan baik. Tugas bisa diberikan dalam bentuk penugasan individu maupun kelompok.
- Fase pertanggung-jawaban tugas: Siswa dengan tanggung-jawab penuh memberikan hasil pelaksanaan tugas, baik itu dalam bentuk tertulis maupun non-tertulis.
Prinsip Dasar Resitasi
Pertama, kejelasan tugas. Sampaikan dengan jelas kapan dan bagaimana tugas itu dikumpulkan. Tunjukkan keseriusan dalam memberikan tugas ini, bukan semata formalitas saja.
Kedua, semua siswa tanpa terkecuali harus memberikan hasil pelaksanaan tugas. Jangan membiasakan membiarkan siswa tertentu yang tidak menyerahkan tugas begitu saja. Harus ada rencana cadangan, misal dengan memberikan tugas lanjutan atau memberi teguran.
Ketiga, adanya evaluasi yang tepat dari guru. Evaluasi ini dapat berupa komentar, asesmen, nilai ataupun lainnya yang menunjukkan bahwa guru memang memeriksa tugas tersebut.
Itulah ulasan tentang resitasi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, memang guru harus selalu membaca referensi yang bermutu, misal dengan mendalami kembali macam-macam metode pembelajaran.
Posting Komentar untuk "Metode Resitasi dalam Pembelajaran "